OUTLET
OUTLET
TAHAPAN UTAMA DESAIN 3D, SEBELUM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN
Kalau kita ngomongin pembangunan rumah (bukan proyek properti skala besar), susunan dan tahapannya lebih sederhana, tapi tetap harus runtut biar hasilnya rapi, kuat, dan sesuai rencana. kita bakal jelasin mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai finishing.
Ada 8 Tahapan Utama, Plus detail kebutuhan di setiap tahapannya:
1. Tahap Perencanaan Awal / Soft Drawing
Kebutuhan & Pekerjaan:
Menentukan Konsep & Kebutuhan
Rumah 1 lantai, 2 lantai, minimalis, klasik, atau modern.
Hitung jumlah kamar, dapur, ruang tamu, carport, dll.
Pastikan konsep yang akan di bangun juga termasuk interior atau tidak (opsional)
Hitung Anggaran (RAB)
Biaya tanah, biaya Desain 3D, biaya bangunan, perabotan, dan cadangan darurat ±10–15%.
Survei Lokasi
Cek kontur tanah, akses jalan, sumber air, dan saluran listrik.
Konsultasi dengan Arsitek / Tukang Berpengalaman
Kalau mau hemat, minimal pakai jasa gambar kerja dari kami.
Soft Drawing :
Ciri-Ciri Soft Drawing:
Sifatnya Konseptual
Bukan gambar teknis detail, tapi lebih ke visualisasi bentuk.
Belum Ada Detail Ukuran Lengkap
Ukuran ruang, struktur, dan detail material biasanya belum fix.
Sifatnya Fleksibel
Masih bisa direvisi sesuai keinginan.
Biasanya Berbentuk 2D atau 3D Awal
Denah dasar, tampak depan, dan bentuk fasad.
Dipakai untuk Persetujuan Awal
Klien bisa menentukan apakah konsepnya sudah sesuai atau mau diubah.
Pada tahapan di atas, klien melakukan pembayaran Desain 3D ke 1 sebesar 50%, dari nilai kontrak yang sudah di sepakati bersama
Isi Soft Drawing dalam Pembangunan Rumah
Biasanya, soft drawing berisi beberapa dokumen dasar, antara lain:
Denah Rumah Awal (Layout)
Pembagian ruang: kamar tidur, dapur, ruang tamu, carport, dll.
Tampak Bangunan
Tampak depan, samping, dan belakang.
Sketsa 3D Sederhana (Opsional)
Visualisasi bentuk luar rumah, warna cat, dan material umum.
Perkiraan Luas Bangunan & Lahan
Biar bisa dihitung estimasi biaya awal.
Kapan Soft Drawing Dibutuhkan
Kalau lo bangun rumah baru, soft drawing dipakai sebelum gambar kerja detail.
Kalau mau renovasi besar, arsitek bikin soft drawing buat kasih gambaran awal.
Kalau mau presentasi ke investor atau keluarga, soft drawing dipakai buat visualisasi.
Prosesnya Secara Umum
Diskusi Awal → Arsitek & klien ngobrol soal kebutuhan & budget.
Pembuatan Soft Drawing → Bikin konsep awal.
Payment ke 1, Desain 3D → 50%
Revisi & Persetujuan → Klien koreksi kalau ada yang kurang cocok.
Payment ke 2, Desain 3D → 30%
Pembuatan Hard Drawing → Setelah konsep fix, dibuat gambar teknis lengkap.
Payment ke 3, Desain 3D Hard Drawing → 20%
Pelaksanaan Konstruksi → Tukang dan kontraktor pakai hard drawing sebagai acuan.
2. Tahap Pengurusan Legalitas & Perizinan
Kalau mau aman dan proper, dokumen harus beres dulu.
Kebutuhan Dokumen:
Sertifikat kepemilikan tanah (SHM / HGB).
PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) — pengganti IMB.
Rekomendasi tata ruang kalau lokasi dekat zona tertentu.
Surat izin utilitas bila perlu (listrik & air dari PLN / PDAM).
3. Tahap Desain Rumah / Hard Drawing
Setelah konsep desain telah di sepakati, berikutnya masuk ke tahap desain lebih detail.
pada tahapan ini klien melakukan pembayaran Desain 3D ke 2 sebesar 30%, dari nilai kontrak yang sudah di sepakati bersama
Pekerjaan yang Dilakukan:
Gambar Denah Rumah
Layout ruang, sirkulasi udara, dan pencahayaan.
Gambar Teknis Lengkap
Arsitektur, struktur, instalasi listrik, air, dan drainase.
3D Visualisasi (Opsional)
Supaya tahu gambaran rumah jadi nanti.
RAB Final
Menghitung semua biaya material, upah, dan finishing.
Hard Drawing
Kalau Soft Drawing masih konsep, Hard Drawing pekerjaan udah siap di eksekusi di lapangan
Fungsi Hard Drawing
Jadi panduan utama tukang & kontraktor dalam membangun.
Jadi acuan perhitungan biaya (RAB) karena semua ukurannya detail.
Jadi dokumen legal untuk proses perizinan seperti PBG (Persetujuan Bangunan Gedung).
Jadi dokumen kontrol kualitas (QC) untuk memastikan pekerjaan sesuai desain.
Isi Hard Drawing dalam Pembangunan Rumah
Biasanya satu set hard drawing lengkap terdiri dari beberapa gambar teknis. Berikut komponennya:
A. Gambar Arsitektur
Memberikan detail bentuk bangunan & pembagian ruang.
Denah lengkap lantai 1, lantai 2, dst.
Tampak depan, samping, dan belakang.
Potongan bangunan (section view).
Detail finishing: jenis cat, material dinding, lantai, dll.
B. Gambar Struktur
Menjelaskan kekuatan bangunan, pondasi, dan rangka.
Detail pondasi: cakar ayam, footplat, sloof.
Detail kolom dan balok beton bertulang.
Detail rangka atap baja ringan/kayu.
Penulangan besi & ukuran elemen struktur.
C. Gambar MEP (Mechanical, Electrical, Plumbing)
Mengatur seluruh instalasi penting rumah:
Instalasi listrik: kabel, saklar, MCB, titik lampu.
Instalasi air bersih & air kotor.
Instalasi sanitasi: septic tank, pipa pembuangan.
Kalau mau lengkap, bisa ada instalasi AC, CCTV, internet, dan gas.
D. Gambar Detail Interior & Eksterior (opsional)
Biasanya kalau rumahnya cukup kompleks:
Desain kitchen set.
Desain kamar mandi.
Desain plafon.
Desain pagar, taman, dan fasad rumah.
Proses Pembuatan Hard Drawing
Diskusi Awal & Briefing
Arsitek kumpulin data dari soft drawing dan revisi final.
Pembuatan Gambar Teknis
Semua gambar arsitektur, struktur, dan MEP dibuat lengkap.
Pengecekan Detail Teknis
Pastikan nggak ada tabrakan antar elemen (misal pipa tabrakan sama balok beton).
Finalisasi & Pengesahan
Setelah klien setuju, gambar ini jadi acuan resmi untuk pembangunan.
Digunakan di Lapangan
Tukang, mandor, dan kontraktor pakai hard drawing untuk eksekusi proyek.
Kenapa Hard Drawing Penting Banget
Kalau bangun rumah tanpa hard drawing, biasanya masalahnya:
Salah perhitungan material → boros biaya.
Struktur nggak aman → risiko retak parah bahkan roboh.
Salah pasang instalasi listrik & air → bongkar ulang.
Hasil akhir nggak sesuai ekspektasi.
Jadi, meskipun keliatannya ribet, hard drawing itu investasi supaya rumahnya rapi, aman, dan hemat.
Serah terima Hard Drawing & Pelunasan pembayaran Desain 3D ke 3 sebesar 20%, dari nilai kontrak yang sudah di sepakati bersama.
4. Tahap Persiapan Lahan
Sebelum tukang mulai kerja, lahan dan izin harus siap.
Kebutuhan & Pekerjaan:
Pembersihan lokasi: tebang pohon, bongkar bangunan lama, dan ratakan tanah.
Pemasangan patok batas tanah.
Membuat bowplank (penanda batas bangunan).
Membuat saluran air sementara untuk menghindari genangan.
Siapkan tempat penyimpanan material & gudang kecil.
5. Tahap Konstruksi Struktur
Ini inti pembangunan rumah, biasanya butuh tukang bangunan, kepala tukang, dan mandor.
Sub-Tahap Pekerjaan:
A. Pekerjaan Pondasi
Galian tanah sesuai denah.
Pemasangan pondasi batu kali, footplat, atau cakar ayam.
Pembuatan sloof (pengikat pondasi).
B. Pekerjaan Struktur Utama
Pembuatan kolom & balok beton bertulang.
Pemasangan dinding bata/batako.
Pemasangan kusen pintu & jendela (opsional tahap ini).
C. Pekerjaan Atap
Pasang kuda-kuda kayu atau baja ringan.
Pasang penutup atap (genteng, metal, spandek, dll).
Pemasangan talang air.
6. Tahap Instalasi Utilitas (MEP)
Sebelum finishing, instalasi dalam rumah harus dipasang.
Kebutuhan & Pekerjaan:
Instalasi Listrik
Pemasangan pipa conduit, saklar, stop kontak, dan kabel.
Instalasi Air Bersih & Air Kotor
Pipa PDAM / sumur, pipa pembuangan, septic tank.
Instalasi Internet & Telepon (opsional).
7. Tahap Finishing
Bagian ini bikin rumah terlihat cakep dan siap ditempati.
Sub-Tahap Pekerjaan:
Plester & Acian Dinding
Persiapan sebelum pengecatan.
Pengecatan Dinding
Cat luar & dalam.
Pemasangan Lantai
Keramik, granit, vinyl, atau parket.
Pemasangan Plafon
Gypsum, PVC, atau multipleks.
Pemasangan Pintu, Jendela, dan Kusen
Pasang Peralatan Kamar Mandi
Closet, shower, wastafel, dll.
Pemasangan Kitchen Set (opsional).
8. Tahap Akhir & Serah Terima
Setelah bangunan selesai, masih ada proses penyelesaian.
Pekerjaan Terakhir:
Pembersihan total area rumah.
Pengecekan ulang semua instalasi.
Pemeriksaan kualitas pekerjaan.
Pengurusan Sertifikat Laik Fungsi (opsional).
Siap ditempati.
Jadi Ringkasan Alur Tahapan Pembangunan Rumah
Perencanaan → Perizinan → Desain → Persiapan Lahan → Konstruksi Struktur → Instalasi → Finishing → Serah Terima